Stroke adalah penyakit neurologis terbanyak sehingga merupakan masalah kesehatan yang serius karena berdampak pada kecacatan, kematian, dan biaya. Hal ini dikarenakan karena mulai banyak terjadi pada usia produktif. Walaupun begitu sroke merupakan penyakt yang cukup preventable (dapat dicegah).
Kasus stroke meningkat di negara maju seperti Amerika dimana kegemukan dan junk food telah mewabah. Berdasarkan data statistik di Amerika, setiap tahun terjadi 750.000 kasus stroke baru di Amerika. Dari data tersebut menunjukkan bahwa setiap 45 menit, ada satu orang di Amerika yang terkena serangan stroke.
Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), terdapat kecenderungan meningkatnya jumlah penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Kecenderungannya menyerang generasi muda yang masih produktif. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga.
Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia identik dengan wabah kegemukan akibat pola makan kaya lemak atau kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.
Banyak factor yang memungkinkan seseorang terkena stroke, antara lain : Hipertensi, Transient Inchemic attack (TIA), Hipercholesterolemia, Diabetes Melitus, Merokok, Obesitas, dan penyakit kardiofaskuler, selain itu Faktor Usia, Ras, Jenis Kelamin , riwayat keluarga juga turut menjadi faktor risiko kejadian Stroke,
Diagnosis stroke biasanya ditegakkan berdasarkan perjalanan penyakit dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan lokasi kerusakan pada otak. Ada dua jenis teknik pemeriksaan imaging (pencitraan) untuk mengevaluasi kasus stroke atau penyakit pembuluh darah otak (Cerebrovascular Disease/CVD), yaitu Computed Tomography (CT scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
CT scan diketahui sebagai pendeteksi imaging yang paling mudah, cepat dan relatif murah untuk kasus stroke. Namun dalam beberapa hal, CT scan kurang sensitif dibanding dengan MRI, misalnya pada kasus stroke hiperakut.
Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI. Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari stroke, apakah perdarahan atau tumor otak. Kadang dilakukan angiografi yaitu penentuan susunan pembuluh darah/getah bening melalui kapilaroskopi atau fluoroskopi.
Upaya Preventif (Pencegahan) yang dapat dilakukan adalah :
Gaya hidup : reduksi stress, makanan rendah garam, lemak dan kalori
Kesadaran akan lingkungan kerja yang menyebabkan stress kerja
Perhatian terhadap faktor risiko biologis sejak dini
Pelayanan kesehatan, health education dan pemeriksaan hipertensi dan kontrol gula darah secara teratur
Hindari rokok, dan perbanyak berolahraga
Mengkonsumsi makanan seimbang yang mengandung unsur gizi dan protein, karbohidrat, sel vitamin dan mineral
Gampang Khan....Lebih baik mencegah daripada mengobati
STROKE Penyakit Pembunuh No.3
Senin, 24 Desember 2007
by
HIMAPID
·
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar