FAKTOR RISIKO KEJADIAN KEKAMBUHAN GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH (RSKD) DADI SULAWESI SELATAN TAHUN 2009

Minggu, 06 Maret 2011 · 0 komentar

Skizofrenia merupakan psikosis fungsional paling berat, dan menimbulkan disorganisasi personalitas terbesar, pasien tidak mempunyai realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Di Indonesia, sekitar 1% – 2% dari total jumlah penduduk mengalami skizofrenia yaitu mencapai 3 per 1000 penduduk, prevalensi 1,44 per 1000 penduduk diperkotaan dan 4,6 per 1000 penduduk dipedesaan berarti jumlah penyandang skizofrenia 600.000 orang produktif.

Penelitian bertujuan mengetahui risiko kejadian kekambuhan meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, keturunan, dan keteraturan minum obat. Jenis penelitian observasional analitik rancangan studi kasus kontrol. Populasi adalah penderita gangguan jiwa skizofrenia yang kambuh dan tidak kambuh yang dirawat. Kasus adalah penderita skizofrenia yang mengalami kekambuhan (rehospitalisasi) atau rawat inap sedangkan kontrol adalah penderita skizofrenia yang tidak mengalami kekambuhan atau dirawat jalan sehingga sampel sebanyak 150 orang, informasi diperoleh dari keluarga penderita. Kontrol dipilih dengan metode simple random sampling.

Hasil penelitian adalah umur sebagai faktor protektif bermakna, maka semakin tua umur kemungkinan untuk mengalami kekambuhan semakin rendah. Jenis kelamin dan keturunan tidak memiliki risiko bermakna terhadap kejadian kekambuhan gangguan jiwa skizofrenia. Pekerjaan sebagai faktor protektif bermakna, maka penderita memiliki pekerjaan sebagai aktifitas rutin mencegah kekambuhan akan lebih rendah daripada penderita tidak memiliki pekerjaan. Status perkawinan merupakan faktor risiko kekambuhan, maka penderita belum menikah atau cerai mempunyai risiko 2,074 kali lebih besar menderita kambuh daripada responden telah menikah. Keteraturan minum obat merupakan faktor risiko kekambuhan, maka penderita tidak teratur minum obat mempunyai risiko 3,419 kali lebih besar menderita kambuh daripada teratur minum obat.

Disarankan perlunya keluarga memberikan perhatian kepada penderita skizofrenia untuk memberikan dorongan semangat agar dapat normal tetapi tidak sembuh sepenuhnya, pemberian pengetahuan mengenai public health nursing yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga, pemberian obat antipsikotik sebaiknya tidak terputus ataupun terhambat hingga masa rehabilitasi penyembuhan dapat berjalan maksimal.

Daftar Pustaka : 40 (1989-2008)
Kata Kunci : Skizofrenia, Kekambuhan, Faktor Risiko
(xiii + 85 Halaman + 16 Tabel + 8 Lampiran)
Muliani Ratnaningsih, Rismayanti, Dian Sidik

Post By: DK

Read More......

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENGGUNAAN INTERNET DENGAN AKSES SITUS PORNO PADA REMAJA PENGUNJUNG WARNET DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

Jumat, 04 Maret 2011 · 0 komentar

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli mengungkapkan bahwa meningkatnya minat seksual remaja mendorong bagi remaja itu sendiri untuk selalu berusaha mencari informasi dalam berbagai bentuk. Sumber informasi itu dapat diperoleh dengan bebas mulai dari teman sebaya, buku-buku, film, video, bahkan dengan mudah membuka situs-situs lewat internet. Dampak negatif dari media terutama pornografi merupakan hal yang serius untuk ditangani.

Makin meningkatnya jumlah remaja yang terpapar pornografi merupakan suatu masalah besar yang dapat berkontribusi terhadap meningkatnya jumlah remaja yang berperilaku seksual aktif yang berpengaruh meningkatanya permasalahan pada kesehatan reproduksi remaja. Masalah terpaparnya pornografi dari internet pada remaja umumnya mereka mendapatkan dengan mudah di warnet-warnet.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang penggunaan internet dengan akses situs porno pada remaja pengunjung warnet di Kota Makassar dengan menggunakan Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja pengunjung warnet di Kota Makassar dan sample sebanyak 413 responden yang diambil secara Accidental Sampling yang dilakukan selama dua minggu.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang internet dengan sikap tentang internet (p=0,081), ada hubungan antara pengetahuan tentang penggunaan internet dengan akses situs porno pada remaja pengunjung warnet (p=0,000) dan ada pula hubungan antara sikap tentang penggunaan internet dengan akses situs porno pada remaja pengunjung warnet (p=0,04).

Pada penelitian ini disarankan perlunya program pendidikan seks di kalangan remaja, perlunya orang tua menciptakan komunikasi yang sehat dengan anak, dan perlunya adanya peraturan ketat dari pemerintah yang khusus ditujukan kepada warung-warung internet untuk memblokir situs-situs porno yang selama ini dapat diakses dengan mudah oleh remaja.

Daftar Pustaka : 24 (2000-2010)
Kata Kunci: Pengetahuan, sikap, akses situs porno, dan remaja
(xiv + 91 Halaman + 37 Tabel + 9 Lampiran)
St. Nuraliya, Ida Leida M.Thaha, SKM, M.KM, M.ScPH, Wahiduddin SKM, M.Kes

Read More......

BEBERAPA FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIV DAN AIDS PADA WANITA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

Selasa, 01 Maret 2011 · 0 komentar

Epidemi HIV dan AIDS telah cepat menyebar di kalangan pekerja seks dengan prevalensi HIV telah mencapai 70% dalam beberapa populasi pekerja seks (Malta dkk, 2008). Kota Makassar merupakan daerah dengan jumlah penderita tertinggi. Dengan jumlah kasus hingga juni 2009 mencapai 2736 penderita sedangkan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir jumlah kasus pada PSK yang umumnya wanita mencapai 343 penderita pada kasus HIV 261 penderita dan kasus AIDS 82 penderita (Dinkes kota Makassar, 2009).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko kejadian HIV dan AIDS pada wanita PSK yang meliputi risiko tindakan ganti-ganti pasangan seksual, oral seks, anal seks, dan penggunaan kondom.

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik menggunakan rancangan studi kasus kontrol (Case Control Study). Populasi penelitian ini adalah semua wanita PSK yang ada di Makassar tahun 2010. Besar sampel untuk kasus sebesar 68 dengan perbandingan kasus dan kontrol sebesar 1 : 1. Sehingga jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 136 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tindakan ganti-ganti pasangan seksual adalah faktor protektif bermakna maka wanita PSK yang melakukan hubungan seks ≤ 2 kali dalam sehari dengan pasangan yang berbeda lebih rendah menderita HIV dan AIDS. Penggunaan kondom merupakan faktor protektif bermakna maka wanita PSK yang menggunakan kondom secara konsisten lebih rendah menderita HIV dan AIDS sedangkan variabel oral seks pada wanita PSK mempunyai risiko 9,130 kali lebih besar menderita HIV dan AIDS. Anal seks pada wanita PSK mempunyai risiko 4,487 kali lebih besar menderita HIV dan AIDS.

Disarankan kepada dinkes perlunya pemberian informasi seks yang aman kepada wanita PSK tentang tindakan ganti-ganti pasangan seks, oral seks, anal seks dan Penggunaan kondom yang tidak konsisten pada wanita PSK dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap kejadian HIV dan AIDS, maka dari itu wanita PSK dapat diberikan kemudahan dalam memperoleh kondom oleh mucikari/mami dan petugas kesehatan.

Daftar Pustaka : 41 (1997-2010)
Kata Kunci : Risiko HIV dan AIDS, Wanita PSK
(Xii + 79 Halaman + 16 Tabel + 11 Lampiran)
Nirzah Fitriani, Arsunan Arsin, Ida Leida

Post By: DK

Read More......

HIMAPID in Action

Distribusi Tempat

Distribusi Waktu

Feedjit

Hamster Epid

Jumlah Pengunjung