“FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MASAMBA, KABUPATEN LUWU UTARA TAHUN 2009“

Kamis, 25 Februari 2010 · 0 komentar


Purbaya,Ridwan Amiruddin,Wahiduddin

Kematian ibu karena kehamilan dan persalinan sangat erat kaitannya dengan penolong persalinan. Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2010 adalah angka kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup melalui pelaksanaan MPS (Making Pregnancy Safer) dengan salah satu pesan kunci yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Masamba, Kabupaten Luwu Utara tahun 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain cross sectional study, sebanyak 209 responden dipilih dengan metode proportional stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Uji analisis yang digunakan yaitu uji Chi Square dengan tingkat signifikansi (α) = 0,05. Hasil analisis bivariat didiperoleh, hubungan antara tidak memanfaatkan penolong persalinan dengan pendidikan tinggi sebanyak 30,7% dengan nilai p=1,000 (p>0,05), kurangnya pengetahuan sebanyak 65,7% dengan nilai p=0,000 (p<0,05), kebiasaan keluarga yang tidak baik dalam pertolongan persalinan sebanyak 71,0% dengan nilai p=0,000 (p<0,05), tidak terjangkaunya sarana pelayanan kesehatan sebanyak 33,3% dengan nilai p=1,000 (p>0,05), dan mampu dalam membayar pembiayaan pra dan pasca persalinan sebanyak 30,7% dengan nilai p=1,000 (p>0,05). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pendidikan, keterjangkauan sarana pelayanan kesehatan, dan kemampuan membayar tidak mempunyai hubungan dengan pemanfaatan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Masamba. Sedangkan pengetahuan dan kebiasaan keluarga mempunyai hubungan dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Disarankan kepada Dinas Kesehatan untuk lebih menggalakkan program-program yang dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan wanita hamil tentang persalinan terutama bagi mereka yang bertempat tinggal di daerah terpencil.
Kata Kunci : Penolong persalinan, ibu hamil
Download Jurnalnya
Klik disini


Read More......
Sabtu, 20 Februari 2010 · 0 komentar





Read More......
Jumat, 19 Februari 2010 · 0 komentar





Read More......
Rabu, 17 Februari 2010 · 0 komentar





Read More......

FUNGSI DAN UNSUR-UNSUR SURVAILLANS DI MASYARAKAT DAN RUMAH SAKIT

Rabu, 10 Februari 2010 · 0 komentar



ABSTRAK


Surveillance is the ongoing and systematic collection, analysis, interpretation, and dissemination of health data in the process of describing and monitoring disease trends. This information can assist programs to better plan, implement, and evaluate efforts to control STDs. For this reason, surveillance is a core public health function and must be considered one of the most essential and of the highest priority in any STD prevention program. This chapter examines the objectives of a STD surveillance system, describes the components and operation of such a system, and provides case definitions for selected STDs.

Pendahuluan

Setiap organisasi pelayanan Kesehatan masyarakat butuh data dan informasi mengenai status kesehatan dalam ruang lingkup wilayahnya, oleh karena itu Rumah Sakit, Puskesmas Dan Dinas Kesehatan memerlukan suatu sistem dan program yang akurat, sistematis, berkesinambungan dan dapat dipercaya dalam hal pengumpulan data tersebut.
Salah satu program yang terpenting dalam hal penanganan kesehatan secara terencana dan terprogram yaitu dengan mengadakan Surveillans. Survaillans ini merupakan suatu proses pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap semua aspek penyakit tertentu, baik keadaan maupun penyebarannya dalam suatu masyarakat tertentu untuk kepentingan pencegahan dan penanggulangannya.
Informasi dan data yang di dapat dari hasil survaillans digunakan untuk perencanaan, penerapan (implementasi) serta evaluasi tindakan (intervensi) dari program kesehatan masyarakat. Dengan demikian kita dapat melihat mana kasus kesehatan masyarakat yang menjadi prioritas penangan dan dapat menentukan arah kebijakan selanjutnya. Data Survaillans ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kegiatan dan menilai efektifitas kegiatan.


Unsur-unsur yang terkait dengan Survaillans
Dalam pelaksanaannya program survaillans diperlukan berbagai unsur yang saling terkait untuk menghasilkan data-data yang akurat, sederhana, teratur dan terencana. Unsur-unsus utama tersebut meliputi :
a. Collection, atau yang disebut dengan pengumpulan data dan mencatat kejadian-kejadian secara jelas, tepat, terpercaya, validitas dan sesuai dengan tujuan survaillans yang direncanakan
b. Tabulasi/Pengelolaan data, data yang telah masuk tadi kemudian disusun sedemikian rupa dan sesederhana mungkin sehingga data-data tersebut dapat dianalisis dengan mudah, data tersebut dapat berbentuk grafik, tabel ataupun peta yang dapat memberikan penjelasan yang berarti
c. Analysis, data yang sudah diolah kemudian dianalisis sehingga menimbulkan interpretasi agar dapat memberikan kejelasan kepada masyarakat dan dapat disebarluaskan agar informasi tersebut dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
d. Plaining, atau perencanaan, setelah data diinformasikan kepada pihak yang membutuhkan, hasil informasi itu kemudian dibuat suatu perencanaan program kesehatan untuk diemplementasikan ke masyarakat
e. Evaluasi, merupakan tahapan penilaian hasil survaillans untuk mengetahui sampai sejauh mana fungsi dan keefektifitasannya di lapangan dan untuk menentukan kebijakan dan program yang baik selanjutnya


Survaillans di Masyarakat
Banyaknya masalah kesehatan di masyarakat sekarang ini, membutuhkan analis data secara teratur dan berkesinambungan untuk mengetahui kecendrungan munculnya penyakit pada masa-masa tertentu dan mengetahui daerah geografis dimana jumlah kasus/penularan meninggi atau menurun. Serta berbagai kelompok umur, jenis kelamin, ras dan status sosial ekonomi serta pekerjaannya yang rentan terhadap penyakit.
Pelaksanaan survaillans di masyarakat dilakukan dengan dua cara yaitu Survaillans pasif dan survaillans aktif. Pada pelaksanaan survaillans pasif masyaraktlah yang kemudian melaporkan sejumlah penyakit yang dideritanya pada Instansi-Instansi Pelayanan Kesehatan, mulai dari tingkat Puskesmas, rumah sakit sampai Dinas Kesehatan Pusat. Data yang kemudian masuk diolah dan dianalis untuk disebarluaskan apabila kejadian tersebut bersifat luar biasa (KLB).
Bentuk survaillans aktif biasanya dilakukan bila ada penyakit baru yang ditemukan, atau bila ada perkiraan peningkatan resiko penduduk karena perubahan musim, begitupula ketika muncul penyakit bau di suatu daerah yang virgin. Pelaksanaan survaillans aktif ini dilakukan oleh petugas kesehatan yang telah tunjuk dalam masa interval tertentu untuk mengumpulkan keterangan tentang ada atau tidak kasus baru penyakit tersebut.

Survaillans di Rumah Sakit
Dalam decade terakhir terjadi peningkatan fungsi Rumah sakit, selain untuk perawatan penyakit menular, rumah sakit juga berfungsi untuk menangani kasus penyakit tidak menular seperti kecelakaan. Berbeda dengan Puskesmas acupan wilayah Rumah sakit sangat luas, seperti Rumah Sakit Propinsi dan Rumah sakit regional yang merupakan tempat-tempat rujukan dari berbagai puskesmas.
Tingginya penyakit menular di Ruang Lingkup Rumah sakit membuat orang-orang yang berada didalamnya harus memiliki skill dan kemampuan yang baik untuk menghadapi semua persoalan. Termasuk juga dalam hal pengumpulan dan pengelolaan data.
Untuk megatasi masalah penularan penyakit maka perlu dibuat suatu sistem epidemiologi survaillans yang efektif, akurat, sederhana dan terpercaya. Hal ini bertujuan agar nantinya tidak terjadi penularan infeksi nosokomial di dalam ruang lingkup rumah sakit. Hal ini akan menghindari terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) di rumah sakit.

Sifat-sifat dari suatu sistem Survaillans

Dalam hal penilaian dari suatu sistem survaillans, maka dapat dinilai berdasarkan sifat-sifatnya, Sifat-sifat Survaillans meliputi :
1. Kesederhanaan, Suatu data atau informasi harus diolah sesederhana mungkin tapi tetap dapat dilihat secara jelas tujuan-tujuannya, ksederhanaan inierat kaitannya dengan ketepatan waktu dan hal ini mempengaruhi besarnya biaya operasional yang dibutuhkan untuk melaksanakan sistem terebut.
2. Fleksibilitas, yang dimaksud dengan fleksibilitas bahwa survaillans harus mampu menyusaikan diri terhadap perubahan informasi yang dibutuhkan maupun terhadap keadaan lapangan dengan keterbatasan waktu, personil dan anggaran.
3. Kemampuan untuk dapatmenerima (Accptability), hal ini dapat dilihat dari partisipasi subjek dan pelaksana survaillans, kelengkapan bentuk laporan, ketepatan waktu pelaporan dll.
4. sensitivitas, merupakan kemampuan sistem tersebut untuk mendapatkan dan menjaring data dan informasi yang akurat. Hal ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, Pertama Tingkat Validitas informasi yang dikumpulkan oleh sistem, Kedua, pengumplan informasi diluar sistem untuk menentukan frekuensi keadaan/peristiwa dalam komunitas
5. Nilai Ramal Possitif, merupakan proporsi orang-orang yang diidentifikasi sebagai kasus yang sesungguhnya.

Manfaat Survaillans dalam lingkup Masyarakat
Sistem survaillans mempunyai beberapa manfaat utama baik itu bagi masyarakat, maupun Instnsi-Instansi pelayanan kesehatan, kegunaan utama yaitu :
1. Dengan survaillans identifikasi terjadi wabah dapat dilaksanakan dengan cepat dan efektif
2. Survaillans digunakan untuk mengukur tingkat keefektifitasan suatu program penanggulangan penyakit dengan membandingkan besaran masalah antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program
3. Data dari hasil survaillans baik di puskemas maupun di RS ini dapat memberi gambaran perencanaan program kesehatan selanjutnya.
4. mengenali kelompok-kelompok yang beresiko tinggi dan wilayah geografisnya dan perkembangan penyakit tersebut dari waktu ke waktu
5. Mengetahui lebih banyak lagi tentang jenis-jenis vector,agent dan lingkungan yang berpotensi dalam penularan penyakit.

Salah satu contoh komplomen dari sistem survailans
Survei Kesehatan Nasional (SURKESNAS), sebagai komplemen dari sistem surveilens, pencatatan/pelaporan dan registrasi yang ada, dikembangkan untuk mendukung kebutuhan data kesehatan untuk Pembangunan Nasional Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010. Surkesnas sebagai bentuk integrasi berbagai survei nasional, mengumpulkan data kesehatan yang lebih ‘cost-effective’ dan menghindari duplikasi yang tidak diperlukan. Surkesnas menekankan prinsip ‘Client Oriented Research Activity (CORA)’ atau ‘Health System Research (HSR)’.
SURKESNAS terdiri dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2001, dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002, menghasilkan data berbasis populasi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengawasan, penilaian, dan perencanaan program di tingkat nasional dan regional. Dukungan data SURKESNAS diharapkan lebih memantapkan perencanaan program kesehatan berdasar fakta (evidence-based programming).
SURKESNAS 2001 menemukan isu-isu kesehatan antara lain masih belum meratanya pelayanan kesehatan, adanya keragaman status kesehatan menurut daerah dan kawasan, masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) yang cenderung stagnan, serta dihadapkan pada transisi epidemiologi yang berkepanjangan yang menambah banyak beban kesehatan.
Analisis kebijakan berdasar data SURKESNAS 2001, yang dilengkapi dengan temuan-temuan lainnya, dimaksudkan untuk menggali lebih lanjut isu-isu penting kesehatan agar dapat diformulasikan alternatif kebijakan guna mengefisiensikan sumber daya yang terbatas.(idn)

Download Modul Epidemiological Studies



Download Modul




Read More......

HIMAPID in Action

Distribusi Tempat

Distribusi Waktu

Feedjit

Hamster Epid

Jumlah Pengunjung