Penyakit Filariasis (Kaki Gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria limfatik yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat kronis dan bila tidak mendapat pengobatan dengan baik dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin, baik pada perempuan maupun laki-laki.
Penderita yang sudah cacat biasanya akan merasa rendah diri (stigma) apalagi dengan adanya anggapan yang keliru dari sebagian masyarakat tentang penyakit ini sebagai penyakit keturunan atau penyakit kutukan. Selain itu dapat menyebabkan penurunan produktifitas karena penderita tidak dapat bekerja secara optimal sehingga menimbulkan kerugian ekonomi dan menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara.
Filariasis terdapat di berbagai negara terutama di daerah tropis dan sub tropis seperti India, Banglades, Taiwan, China, Filipina, Afrika, Amerika Latin, Daerah Pasifik dan negara-negara di Asia Tenggara lainnya, dengan jumlah penderita 120 juta orang yang tersebar di 83 negara. Diperkirakan lebih dari 1 miliar (20% populasi dunia) beresiko untuk terinfeksi.
Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko untuk penularan Filariasis karena cacing penyebabnya dan nyamuk penularnya tersebar luas. Dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan di tanah air dapat meningkatkan penularan dan penyebarluasan Filariasis.
Hal ini disebabkan karena timbulnya berbagai kerusakan lingkungan seperti banyaknya tambak-tambak ikan yang tidak terawatt, pembabatan hutan, banjir dan lain-lain sehingga dapat memperlias habitat nyamuk penularnya. Selain banyaknya pengungsi dari lokasi yang endemis ke daerah lain yang tidak endemis
Filariasis disebabkan oleh 3 spesies cacing filarial yaitu Wucheria Bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori, dengan vektor ditemukan berbagai spesies nyamuk Culex, Aedes dan Anopheles, Mansonia dan Armigeres.
Gejala dini Filariasis menunjukkan peradangan kelenjar limfa (limfadenitis, limfangitis) yang sifatnya hilang timbul. Gejala lanjut berupa limfoedema dan elephantiasis yang sifatnya menetap dan kronis sehingga Filariasis merupakan salah satu penyebab utama timbulnya kecacatan, kemiskinan dan masalah-masalah social lainnya karena seumur hidup mereka tidak dapat bekerja secara optimal dan sangat merugikan masyarakat, negara dan menjadi beban keluarga.
Agar Filariasis tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat, diharapkan angka mikrofilaria (Mf rate) mencapai
Penderita yang sudah cacat biasanya akan merasa rendah diri (stigma) apalagi dengan adanya anggapan yang keliru dari sebagian masyarakat tentang penyakit ini sebagai penyakit keturunan atau penyakit kutukan. Selain itu dapat menyebabkan penurunan produktifitas karena penderita tidak dapat bekerja secara optimal sehingga menimbulkan kerugian ekonomi dan menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara.
Filariasis terdapat di berbagai negara terutama di daerah tropis dan sub tropis seperti India, Banglades, Taiwan, China, Filipina, Afrika, Amerika Latin, Daerah Pasifik dan negara-negara di Asia Tenggara lainnya, dengan jumlah penderita 120 juta orang yang tersebar di 83 negara. Diperkirakan lebih dari 1 miliar (20% populasi dunia) beresiko untuk terinfeksi.
Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko untuk penularan Filariasis karena cacing penyebabnya dan nyamuk penularnya tersebar luas. Dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan di tanah air dapat meningkatkan penularan dan penyebarluasan Filariasis.
Hal ini disebabkan karena timbulnya berbagai kerusakan lingkungan seperti banyaknya tambak-tambak ikan yang tidak terawatt, pembabatan hutan, banjir dan lain-lain sehingga dapat memperlias habitat nyamuk penularnya. Selain banyaknya pengungsi dari lokasi yang endemis ke daerah lain yang tidak endemis
Filariasis disebabkan oleh 3 spesies cacing filarial yaitu Wucheria Bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori, dengan vektor ditemukan berbagai spesies nyamuk Culex, Aedes dan Anopheles, Mansonia dan Armigeres.
Gejala dini Filariasis menunjukkan peradangan kelenjar limfa (limfadenitis, limfangitis) yang sifatnya hilang timbul. Gejala lanjut berupa limfoedema dan elephantiasis yang sifatnya menetap dan kronis sehingga Filariasis merupakan salah satu penyebab utama timbulnya kecacatan, kemiskinan dan masalah-masalah social lainnya karena seumur hidup mereka tidak dapat bekerja secara optimal dan sangat merugikan masyarakat, negara dan menjadi beban keluarga.
Agar Filariasis tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat, diharapkan angka mikrofilaria (Mf rate) mencapai
0 komentar:
Posting Komentar